Menelusuri Kemasyhuran Leluhur Timor

BUKU INI bisa menjadi referensi yang cukup penting karena sumber-sumber cetak tentang sejarah Timor masih sangat terbatas. Apalagi penulis buku ini, Don Yesriel Yohan Kusa Banunaek, adalah putra dari raja terakhir Amanatun, salah satu kerajaan yang mengawali sejarah Timor, sehingga kapabilitas buku ini cukup bisa dipertanggungjawabkan.

Don Yesriel Yohan Kusa Banunaek, lahir di SoE, NTT, pada 31 Juli 1965, merupakan lulusan Institut Teknologi Malang (Sarjana Teknik, 1995) dan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (Magister Teknik, 2003). Sekarang, pangeran Amanatun ini bekerja di Pemerintah Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (hlm. 175).

Kerajaan Amanatun merupakan salah satu peradaban tertua di Timor Tengah Selatan. Pada masa pendudukan kolonial Hindia Belanda, Timor Tengah Selatan dikenal dengan nama Zuid Midden Timor hingga pada akhirnya berganti nama Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menjadi provinsi setelah negara Republik Indonesia resmi berdiri. Selain Amanatun, dua kerajaan besar di Timor adalah Kerajaan Belu dan Kerajaan Mollo. Ketiga kerajaan ini masih terikat persaudaraan sedarah.

Dalam buku ini, Don Yesriel Yohan Kusa Banunaek memaparkan sejarah panjang leluhurnya. Di zaman kuno, seperti yang tercatat dalam buku ini, leluhur orang Timor bermula dari kedatangan Tei Liu Lai, Kaes Sonbai, dan Tnai Pah Banunaek yang pada akhirnya memimpin tiga kerajaan besar: Tei Liu Lai mendirikan Kerajaan Belu, Kaes Sonbai mendirikan Kerajaan Mollo, dan Tnai Pah Banunaek memimpin Kerajaan Amanatun

Nama “Amanatun” berasal dari kata “Ama” dan “Mnatu”, yang berarti “Bapak” dan “Emas”. Sedangkan penyebutannya sebagai nama kerajaan disebabkan karena Raja Tnai Pah Banunaek senang mengenakan busana dan perhiasan dari emas. Kerajaan yang beribukota di Nunkolo ini merupakan kerajaan yang terletak paling selatan di wilayah Timor Tengah Selatan (hlm. 3).

Mulanya, Kerajaan Amanatun hanya meliputi wilayah-wilayah kecil, termasuk Noebone dan Noebanu, atau yang dulu disebut juga sebagai wilayah Anas. Anas merupakan sebuah wilayah di bawah kuasa Dinasti Nesnay. Berdasarkan Gouvernement Besluit (Keputusan Pemerintah Hindia Belanda) No. 2 Tahun 1913, Anas bergabung dengan wilayah Timor Tengah Selatan dan menjadi distrik dari Kerajaan Amanatun.

Melalui buku ini, Don Yesriel Yohan Kusa Banunaek juga menjelaskan riwayat Kepulauan Timor, yang sudah tersurat sejak tahun 1350, serta menggambarkan hubungan para penguasa Timor dengan bangsa-bangsa Eropa, yakni Portugis dan Belanda. Diceritakan, pada 11 November 1749, Belanda dan Portugis terlibat perebutan tanah jajahan di Timor, konflik ini dikenal sebagai Perang Penfui. Kerajaan Amantun berdiri di belakang Portugis karena tidak setuju dengan rencana Belanda yang ingin membagi wilayah Timor meski pada akhirnya Kerajaan Amanatun jatuh juga ke tangan Belanda yang berhasil mengalahkan Portugis.

Upaya penyatuan beberapa kerajaan yang ada di wilayah Timur Tengah Selatan dalam suatu wilayah administratif mulai tampak sejak dekade kedua abad ke-20. Pada 1920, Kota Soe ditetapkan menjadi ibukota Zuid Midden Timor atas kesepakatan bersama dari ketiga raja yang berkuasa di sana, yaitu Raja Lay Akun Oematan (Kerajaan Molo), Raja Pae Nope (Kerajaan Amanuban), dan Raja Kolo Banunaek (Kerajaan Amanatun).

Meski selalu berada di bawah penindasan kolonial, beberapa kali Kerajaan Amanatun melakukan perlawanan terhadap penjajah. Raja Muti Banunaek II yang memerintah pada kurun 1900-1915 pernah diasingkan ke Ende, Flores, pada 1915, karena tidak mau takluk kepada pemerintah kolonial Hindia Belanda. Sang raja yang pemberani ini tinggal di tanah pembuangan hingga akhir hayatnya, wafat pada 1918. Setelah Indonesia merdeka, Kerajaan Amanatun bersama Kerajaan Molo dan Kerajaan Amanuban membentuk Kabupaten Timor Tengah Selatan dengan ibu kota Soe, yang sekarang termasuk ke dalam wilayah provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Adapun raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Amanatun adalah sebagai berikut: Tnai Pah Banunaek, Tsu Pah Banunaek, Nopu Banunaek, Bnao Banunaek I, Nifu Banunaek, Kili Banunaek, Bnao Banunaek II, Nono Luan Banunaek, Bnao Banunaek III, Bnao Banunaek IV, Bab’i Banunaek, Bnao Banunaek V (Bnao Nunkolo), Kusat Muti (Muti Banunaek I), Loit Banunaek, Muti Banunaek II, Kusa Banunaek, Kolo Banunaek (Abraham Zacharias Banunaek), serta Lodoweyk Lourens Don Louis Banunaek (Raja Laka Banunaek). Profil dan riwayat singkat masing-masing raja Amanatun ini disajikan dengan cukup gamblang oleh penulis.

Menurut kajian Don Yesriel Yohan Kusa Banunaek, sistem pemerintahan Kerajaan Amanatun sering berganti-ganti seiring perubahan zaman dan kondisi politik. Kerajaan Amanatun seringkali terpaksa mengikuti kebijakan pemerintah kolonial, dari Portugis, Belanda, hingga pada zaman pendudukan Jepang. Ketika Negara Republik Indonesia terbentuk pun Kerajaan Amanatun kemudian melebur dan menjadi bagian dari negara kesatuan tersebut, kendati tidak lagi berupa kerajaan yang semi-otonom.

Setelah menjadi bagian NKRI, pusat pemerintahan Amanatun dipindahkan ke Kota Oinlasi dan hingga kini menjadi ibukota Kecamatan Amanatun Selatan. Bentuk pemerintahannya pun berubah menjadi daerah swapraja. Raja Laka Banunaek menjadi Kepala Daerah Swapraja Amanatun pertama. Jika di tengah-tengah pemerintahan sang raja meninggal dunia, maka sebagai penggatinya diangkatlah seorang Wakil Kepala Daerah Swapraja dari keturunan bangsawan.

Pemimpin Kerajaan Amanatun bersama dengan raja-raja lainnya yang tergabung di dalam Dewan Raja-Raja ikut berperan penting dalam pembentukan Provinsi NTT di mana sebelumnya wilayah ini termasuk ke dalam Provinsi Sunda Kecil. Pemerintah Indonesia sendiri yang kala itu masih berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) telah menguatkan berdirinya NTT dengan beberapa perkembangan kebijakan. Terakhir, melalui UU No. 69 Tahun 1958, terbentuklah daerah Swatantra Tingkat II di Nusa Tenggara Timur dengan 12 Kabupaten.

Sementara itu, tentang kelompok suku yang paling dominan dalam struktur sosial masyarakat Amanatun, buku ini menyebutkan nama Suku Missa, selain suku-suku lain yang lebih kecil jumlahnya seperti Suku Tkesnai, Suku Amafnya, Suku Nai Usu, dan lain-lainnya. Populasi penduduk Kerajaan Amanatun relatif tinggi. Tahun 1870, misalnya, tercatat jumlah penduduk Kerajaan Amanatun sudah melebihi angka 12.000 jiwa.

Buku ini juga membahas tentang kepercayaan masyarakat lokal. Sebelum masuknya agama Nasrani yang dibawa Portugis, penduduk Timor, termasuk warga Amanatun, masih menganut suatu kepercayaan atas Dewa Langit (Uis Neno) yang dinggap sebagai pencipta alam dan pemelihara kehidupan di dunia. Sejumlah ritual upacara yang ditujukan kepada Uis Neno dimaksudkan untuk meminta hujan, sinar matahari, mendapatkan keturunan, kesehatan, dan kesejahteraan.

Orang Timor juga percaya kepada Dewa Bumi alias Uis Afu, juga sering disebut sebagai Dewi Uis Neo. Upacara yang ditujukan kepada Dewi Uis Neo adalah meminta berkah bagi kesuburan tanah yang sedang ditanami. Di samping itu, masyarakat Amanatun juga mempercayai adanya makhluk-makhluk gaib yang mendiami tempat-tempat tertentu, seperti di hutan, mata air, sungai, dan pohon yang dianggap angker. Ritual-ritual untuk menyucikan makhluk-makhluk gaib itu sering dilakukan dengan dipimpin oleh pejabat desa sekaligus pemuka adat.

Selain itu, roh-roh nenek moyang yang dianggap mempunyai pengaruh yang luas kepada jalan hidup manusia, juga disucikan oleh warga adat Amanatun. Berbagai malapetaka yang datang dinilai sebagai tindakan atau peringatan dari arwah leluhur terhadap mereka yang telah lalai dan berbuat jahat. Meskipun agama Kristen yang dibawa Portugis pada akhirnya secara formal telah diterima dan dipeluk oleh sebagian besar dari penduduk Timor, namun sebagian besar dari mereka masih percaya akan adanya dewa-dewa, makhluk-makhluk halus, roh nenek moyang, dan percaya akan ilmu sihir.

Akhir kalam, buku ini diharapkan dapat membantu usaha-usaha historiografi dan penelusuran hal-ihwal sejarah lokal di luar Jawa, terutama di Indonesia bagian timur yang selama ini kerap luput dari perhatian kaum sejarawan. Dengan dilengkapi arsip-arsip penting termasuk undang-undang, silsilah raja-raja, peta Timor dari masa ke masa, serta foto-foto orisinil sebagai sumber pendukung, Don Yesriel Yohan Kusa Banunaek, nyaris sempurna dalam mengupas sejarah leluhurnya, nenek moyang bangsa Timor.

Iswara N. Raditya, Redaktur Sejarah http://www.MelayuOnline.com.

Judul Buku : Raja-Raja Amanatun yang Berkuasa
Penulis : Don Yesriel Yohan Kusa Banunaek
Penerbit : Pustaka Pelajar – Yogyakarta
Cetakan : Cetakan Pertama, Agustus 2007
Tebal : x + 176 halaman

10 tanggapan untuk “Menelusuri Kemasyhuran Leluhur Timor

  1. This is lecturer historiies from Timor. I like it and Ihope can be memories.Thanks.

  2. Tersebutlah cerita tentang para raja Timor yang pernah memimpin wilayah ini. Hiduplah mereka dengan segala pengaruh yang mereka jalankan pada masanya. Dari masa kejayaan sampai pada masa kemerdekaan Indonesia. Di tempat kita berdiri saat ini, kemakmuran pernah dirasakan setiap penduduk yang tinggal. Kesejahteraan yang melanda dari setiap hasil bumi Cendana dan Lilin dan hasil bumi lainnya yang dikelola masyarakat, dibantu oleh para Raja-raja Amanatun yakni pemerintahan yang berkuasa. Setiap orang taat dan patuh pada ajaran agama lokal yang diyakini. Sehingga semua hidup rukun, damai dan sejatera pada sebuah masa yang pernah dicatat oleh sejarah. Masa kejayaan sebuah kerajaan yang dipimpin oleh raja – raja yang adil dan gagah berani. Dan
    semua itu pernah terjadi disini, tanah Timor – Amantun Onam yang kini yang berada di Timor Tengah Selatan NTT. Pada masa Portugis dimana Raja Don Yoan Bnao Banunaek menjadi seorang raja yang memerintah Amanatun mengantarkan
    kerajaan ini mencapai puncak perkembangannya.
    Kejayaannya tidak hanya dikenang oleh masyarakat Amanatun, tapi juga dicatat dan diingat betul oleh kerajaan-kerajaan
    lain dan oleh mereka yang tak pernah berhenti takjub akannya. Senang sejahtera di utara, barat dan timur. Bahkan seorang Portugis sekelas Tome Pires pada masa-masa itu ikut mencatat kemajuan jaman Fatumean Amanatun dengan komentar “The Kingdom of Timoris justly governed; they are true men” (Kerajaan Fatumean diperintah dengan adil; mereka adalah orang-orang jujur).

  3. “The Kingdom of Timoris justly governed; they are true men” (Kerajaan Fatumean diperintah dengan adil; mereka adalah orang-orang jujur). <——– Sampai sekarang juga masih jujur .. DATANGLAH KE SO'E DAN LIHATLAH SENDIRI……

  4. kerajaan amanatun sudah adadah dahulu kala tp keturunan rajanya bukan dari jaman penjajahan’ sedangkan pulau timor ini sudah ada berjuta tahun yang lalau dan kita lihat sejarah nasional di sunda kecil’ diabad ke 3 kerajaan di pulau timor sudah ada itu di jaman prasejarah bukan di jaman penjajahan. mau tau timor sebenarnya kalau saya cerita kerajaan timor sejarah indonesia di rubah : kerajaan sriwijaya muncul di abad ke tujuh, majapahit di abad ke 12, timor di abad ke 3. jadi kerajaan timor yang sesungguhnya………..:
    Moyang kerajaan timor datang dari india belang (madagaskar) suda ber juta-juta tahun yang lalu, mereka datang di pulau timor perahunya bersandar di tempat yang bernama fatu kopan/bahtera nuh yang sekarang di kenal niki-niki dan mereka mendiami di tempat bernama tunbestua/niki-niki sampai abad ke 8/9 mereka berpindah ke kupang ada dua tempat yang pertama kantor bupati kupang dan yang ke 2 gunung taibenu’ dan mreka berpindah dari tunbestus/niki-niki mereka mengangkat nubatonis menjadi raja di tempat itu dan menjaga kerajaan itu. dan sesampainya di kupang lalu berpindah ke amarasi oekabi/oebaki dan mendirikan kerajaan timor terakir di hutan larangan amarasi sampai sekarang ini tempatnya bernama kopan taimetan. dan sebelum mereka berpindah ke amarasi di abad ke 12 dan 13 mereka mengangkat taibenu menjadi raja di tempat itu agar dapat menjaganya peninggalan kerajaan timor.

    kasar kerajaan timor dan 2 orang raja yang pertama kali di west timor :

    kaesar kerajaan timor namanya KOPAN TAIMETAN’ dia mempunyai 2 orang raja yang bernama Usif Natun (amanatun) ke 2 Usif Nuban (amanuban). dan Usif natun adalan raja bagian barat pulau timor dan raja amanuban bagian timur pulau timor, dan raja amanatun ini adalah raja yang terkelan paling jahat dan ilmunya sangat tinggi dan perhiasannya terbuat dari emas, dan kalau raja amanuban ini raja yang suka merangkul (baeik) dan 1 kaisar dan 2 raja ini lah yang sebenarnya.

    Masa penjajahan belanda……..

    kerajaan timor yang pertama kali menentang kerajaan belanda keturunan kaisar timor yang bernama Kaisar Nepke/amarasi dia lah panglima perang ke 3 dari kerajaan timor, maka dari itu belanda membentuk kerajaan2 keci di pulau timor agar menghilangkan keturunan kaisar timor sehingga pengikut kaesar timor di bantai belanda habis-habisan di penjara imigran kupang sekarang ini (jembatan selam) sehingga yang melindungi kaisar timor ini dari belanda denga memutarbalikan fakta dari seorang tamukung amarasi yang bernama ELISA NUBATONIS/TAINNESU’ sehingga belanda tak lagi mencari kaisar timor dengan sebutan KETURUNAN KEO’kalau di jaman belanda sebut keo di bantai ! ternyata masih tertinggal 1 orang yang ber nama RUBEN KEO/RAISTANIS/NEPARASI. jadi di tahun 1719 kaisar TIMOTIUS KEO/TANIS/TAINNEPA keturunan ke 4 dari kaesar timor menyerahkan tongkat kerajaannya ke raja amarasi ke 2 KORO.

    Sisilah keturunan KAISAR KOPAN TAIMETAN
    1. KAISAR KOPAN TAIMETAN
    2. KEO
    3. NEPKEO/AMARASI (makanya amarasi jadi namanya)
    4. TIMOTIUS KEO/TANIS/TAINNEPA
    5. RUBEN KEO/RAISTANIS/NEPARASI
    6. SIMON PETRUS KEO

    Daerah kekuasaan kerajaan timor sampai madagaskar

    Jadi anda mau tau kerajaan majapahit dan sriwijaya itu sapa ?…………….Dengan konsep yang saya kasih ini kamu telusuri, karna kaesar KOPAN TAIMETAN INI luas…………!!!
    saya kasi satu contoh kerajaan nagi keo masih bertahan sampai sekarang ini……..dia itu sapa dari kerajaan timor………..raja insana itu turunan cina yang kawin dengan keturunan kaesar timor’ anaknya raja insana namanya kungluan, koro itu sapa kawin dengan kasar kerajaan timor yang berna Nepkeo/amarasi punya anak namanya TAKU, elisa nubatonis/tainesu itu sapa’ kawin dengan anak kaesar kerajaan timor punya anak namaya paulina keo, dan abineno,funay itu kawin dengan anak perempuan kerajaan timor namanya TIMOTIUS KEO/TANIS/TAINNEPA dan besilisin’ anak kerajaan timor dari kaisar KEO’ anaknya kawin dengan 2 orang saudara perempuan besilisin/helong. itu aja yang bisa saya sampaikan tinggal anda mau brkomentar’ saya sudah kasih konsepnya tinggal anda mencari tau di pulau timor saja, ada satu induk sejarah yang sebenarnya di pulau timor berawal dari sana………………tank’s

  5. Historis. ”Kerajaan timor yang hilang”
    ”KING OF WEST TIMOR ABAD KE III”
    sesungguhnya………..:Moyang kerajaan timor datang dari india belangkang (madagaskar) sudah ber juta-juta tahun yang lalu, mereka datang di pulau timor perahunya bersandar di tempat yang bernama fatu kopan/bahtera nuh yang sekarang di kenal niki-niki dan mereka mendiami di tempat bernama tunbestua/niki-niki sampai abad ke 8/9 mereka berpindah ke kupang ada dua tempat yang pertama kantor bupati kupang dan yang ke 2 gunung taibenu’ dan mreka berpindah dari tunbestua/niki-niki mereka mengangkat nubatonis menjadi raja di tempat itu dan menjaga kerajaan itu. dan sesampainya di kupang lalu berpindah ke amarasi oekabiti/oebaki dan mendirikan kerajaan timor terakir di hutan larangan amarasi sampai sekarang ini tempatnya bernama kopan taimetan. dan sebelum mereka berpindah ke amarasi di abad ke 12 dan 13 mereka mengangkat taibenu menjadi raja di tempat itu agar dapat menjaganya peninggalan kerajaan timor.
    kaisar kerajaan timor dan 2 orang raja yang pertama kali di west timor :
    kaesar kerajaan timor namanya KOPAN TAIMETAN’ dia mempunyai 2 orang raja yang bernama Usif Natun (amanatun) ke 2 Usif Nuban (amanuban). dan Usif natun adalan raja bagian barat pulau timor dan raja amanuban bagian timur pulau timor, dan raja amanatun ini adalah raja yang terkenal paling jahat dan ilmunya sangat tinggi dan perhiasannya terbuat dari emas, dan kalau raja amanuban ini raja yang suka merangkul (baeik) dan 1 kaisar dan 2 raja ini lah yang sebenarnya.
    Masa penjajahan belanda……..
    kerajaan timor yang pertama kali menentang kerajaan belanda keturunan kaisar timor yang bernama Kaisar Nepkeo/amarasi dia lah panglima perang ke 3 dari kerajaan timor, maka dari itu belanda membentuk kerajaan2 kecil di pulau timor agar menghilangkan keturunan kaisar timor sehingga pengikut kaisar timor di bantai belanda habis-habisan di penjara imigran kupang sekarang ini (jembatan selam) sehingga yang melindungi kaisar timor ini dari belanda dengan memutarbalikan fakta dari seorang tamukung amarasi yang bernama ELISA NUBATONIS/TAINNESU’ sehingga belanda tak lagi mencari kaisar timor dengan sebutan KETURUNAN KEO’kalau di jaman belanda sebut keo di bantai ! ternyata masih tertinggal 1 orang yang ber nama RUBEN KEO/RAISTANIS/NEPARASI. jadi di tahun 1719 kaisar TIMOTIUS KEO/TANIS/TAINNEPA keturunan ke 4 dari kaesar timor menyerahkan tongkat kerajaannya ke raja amarasi ke 2 KORO.
    Sisilah keturunan KAISAR KOPAN TAIMETAN1. KAISAR KOPAN TAIMETAN 2. KAISAR KEO 3. KAISAR NEPKEO/AMARASI (makanya amarasi jadi namanya) 4. KAISAR TIMOTIUS KEO/TANIS/TAINNEPA 5. RUBEN KEO/RAISTANIS/NEPARASI 6. SIMON PETRUS KEO
    Daerah kekuasaan kerajaan timor sampai madagaskar

  6. Saya sangat setuju dengan penelusuran sejarah timor yg di tulis oleh Don Nanunaek salah seorang keturunan raja Banunaek dari Amanatun/Fatumean, saya yakin apa yg anda tulis benaradanya, karna kalo salah ada akibatnya. kalo bisa penelusurannya dari Timor timur sampai Timor barat dan pulau kecilnya kan kita masih sedarah. sejarah akan membuat kita lebih menghormati dan menghargai di antara kita sesama orang timor…makasih

  7. sebenar buku ini sangat membantu kita par anak keterunan dari raja2 timur tapi ko tdk ada sejarah tentang sejarah raja nisnonih supaya anak keturunan dari raja nisnoni yg islam juga tahu yg anak perempuan nya kawin dg org solor saudara sultan menangah

Tinggalkan komentar