SELECTA, Majalah Gosip yang Digebuk Tirani

Selecta

BOB Tutupoli membantah desas-desus yang sedang marak beredar itu. Lewat surat yang ditujukan kepada redaksi majalah Selecta di Jakarta, Bob membantah pemberitaan Selecta edisi 1 Oktober 1959 yang menyebut adanya hubungan segitiga antara dirinya, Indriati Iskak, serta Gaby Mambo. “Saja tjinta Indri dan Indri tjinta saja!” tegas Bob dalam suratnya yang dimuat di Selecta no 22, 15 Nopember 1959, itu. Mengenai hubungannya dengan Gaby, Bob menjelaskan itu adalah masa lalunya. Selanjutnya, kata Bob:

“Djauh sebelum saja kenal Indri dari dekat, saja dan Gaby Mambo memang mempunjai hubungan seperti jang disangka oleh Indri… Adapun pertjintaan saja dengan Gaby tidak saja teruskan bukanlah oleh karena Indri (seperti ada tersiar kabar2 sematjam itu) tetapi hal ini disebabkan oleh beberapa hal a.l perbedaan jang besar dalam pendidikan.”

Dalam surat itu, Bob juga menolak rumor yang mengatakan bahwa cintanya ditolak oleh Gaby. “Saja tidak bertepuk sebelah tangan,” tukas Bob yang kala itu sedang menapaki karir sebagai penyanyi. Surat itu bertanggal 15 Oktober 1959, ketika itu Bob masih menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya. Namun ia lebih memilih mempertaruhkan hidupnya di jalur musik. Pada 1959 itu, Bob bersama kawan-kawannya hijrah ke Jakarta untuk mengikuti festival band di Gedung Ikada dan berhasil keluar sebagai juara pertama.

Sebagai selebriti yang sedang naik daun, pribadi Bob Tutupoli yang sekarang beristrikan Rosmaya Suti Nasution itu memang sangat menarik untuk ditelisik. Hal serupa juga berlaku bagi artis-artis lainnya. Berita infotainmen memang senantiasa laku di sepanjang jaman. Itu pula salahsatu ranah yang dilakoni majalah Selecta yang mencanangkan diri sebagai media “hiburan berantai”. Ciri khas majalah ini adalah sajian terbaru tentang kehidupan artis yang sedang kondang pada masa itu, selain juga menampilkan pelbagai informasi lainnya.

Diterbitkan dua kali sebulan oleh Penerbit Analisa, majalah Selecta hadir perdana di penghujung tahun 1958. Media hiburan ini digawangi oleh Sjamsudin sebagai Ketua Redaksi dan Usaha, dengan anggota-anggota redaksi antara lain Ermawi, MZ Pranadjaja, serta KS Chaniago. Urusan di bagian tata usaha ditangani oleh Emma B dengan menempati kantor di daerah Kebun Katjang IX/22 Djakarta. Selecta terbit dengan izin Peperda no 51/166/PPDSIDR/X/58. Pada pertengahan 1960, terjadi pergantian kompoisi pengurus, dengan masuknya Matu Mona sebagai wakil pemimpin Sjamsudin, dan Soewarti yang menggantikan Emma sebagai penanggungjawab tata usaha.

Majalah Selecta adalah media yang “mengutamakan tulisan, lukisan, dan photo jang dapat dibatja dan dinikmati oleh segenap tingkatan masjarakat sebagai pelepas lelah kearah perbaikan moril”. Tiap-tiap eksemplar majalah Selecta dijual dengan harga 4.50 rupiah untuk wilayah Jawa dan 5.00 rupiah bagi pembaca di luar Pulau Jawa. Selecta tidak melayani langganan perseorangan di mana para peminat disarankan untuk berhubungan langsung dengan para agen. Untuk iklan, majalah Selecta memasang tarif 3.50 rupiah tiap milimeter kolom, dengan harga minimal 100 rupiah untuk sekali muat.

Dengan menggelar isi setebal 36 halaman, sajian majalah Selecta nyaris semuanya bersifat hiburan, kendati ada beberapa halaman yang khusus mengupas tentang hal-hal yang lebih serius semisal hal-ihwal kebudayaan. Selebihnya, Selecta menyajikan info-info ringan, dari mulai kabar para artis, cerita pendek, cerita bersambung, review film, ruangan wanita, resensi buku, pojok iseng, profil bintang dan seniman, olahraga, teka-teki silang, hingga pernak-pernik seputar tingkah-polah artis saat menjalani aktivitas shooting, seperti kutipan berikut yang termuat dalam Selecta no 31, 1 April 1960:

“Bertingkahnja seorang pemain, atau ia suka datang terlambat pada waktu calling, besar sekali pengaruh djeleknja pada sebuah produksi jang sedang berdjalan dimana bintang itu sangat diperlukan.”

Di ranah sastra, Selecta cukup memiliki daya tawar dengan menampilkan hasil karya pengarang legendaris Kho Ping Hoo, dan ini adalah untuk pertamakalinya dalam sepanjang penerbitan suratkabar di Indonesia. Bagian pertama dari karya Kho Ping Hoo yang berjudul “Ang Lian Liehiap” atau “Si Teratai Merah” itu dimulai pada terbitan Selecta no 22, edisi 15 Nopember 1959, dengan diawali pengantar dari redaksi:

“Untuk pertama kali selama sedjarah penerbitan madjalah2 kita, kami menghidangkan sebuah tjerita silat bersambung. Telah lama kami ketahui, bahwa tjerita silat mempunjai banjak peminat…. Kali ini kita menerima sumbangan dari saudara Kho Ping Hoo jang setelah dipeladjari isinja ternjata begitu menarik djalan tjerita dan begitu praktis baik bahasanja, sehingga kami jakin, bahwa tjerita ini akan disukai oleh segenap pembatja.”

Selain itu, ada lagi satu ciri khas yang dipunyai majalah Selecta, yakni rubrik ”Kuntum Mekar Selecta” atau disingkat KMS, sebuah kolom yang diperuntukkan bagi kaum remaja. Bersama asuhan Kak Marwan, KMS menampilkan info-info bermutu bagi generasi muda. Rubrik ini juga menyediakan forum sahabat pena, ruang untuk menampung kreativitas menulis puisi dan karangan, serta menampilkan profil para anggota KMS yang berprestasi.

Kendati mengalami beberapakali pergantian pengurus serta proses regenerasi, kualitas dan populeritas majalah Selecta masih terjamin. Apalagi dengan dihiasi tampilan-tampilan foto dan gambar yang semakin membikin indah setiap edisinya. Pada perkembangannya, isi sajian Selecta kian berisi dengan menambah porsi tulisan yang serius nan bermutu.

Usia majalah Selecta sebagai media hiburan rakyat cukup lama bertahan, terbukti hingga menjalani tahun 1970, majalah ini masih beredar. Tanda-tanda penghabisan mulai nampak ketika edisi majalah Selecta memasuki tahun berikutnya di mana Selecta tak mampu menahan hukuman dari sang penguasa. Majalah Selecta dilarang terbit karena memuat satu kisah yang menceritakan bahwa Presiden Soeharto bukanlah anak seorang petani. Hanya berbuat itu, nyawa Selecta segera dipungkasi. (Iswara N Raditya)

Sumber Foto:
www.pasttensebooks.com

Tulisan ini dapat ditemukan dalam buku: Muhidin M Dahlan (ed.).2008. Seabad Pers Kebangsaan (1907-2007). Jakarta: Indonesiabuku.

2 tanggapan untuk “SELECTA, Majalah Gosip yang Digebuk Tirani

Tinggalkan komentar